forgive me for not saying happy birthday. I dont want to be present in your life anymore and I dont want you to disturb my life now. the way we have was clearly different. i run my life on my track and u in yours. nothing can describe that we had a relation. nothing :)
oke, hari itu selasa sore yang basah oleh hujan saya akan pulang menuju surabaya. saya tiba di terminal arjosari sekitar pukul 16.00. saya masuk peron dan langsung menjumpai bus KALISARI AC tarip biasa yg lagi ngetem di jalur ekonomi. karena saya hafal jam segitu memang jamnya berangkat, daripada saya naek patas 15rb lebih baik saya naik ini. toh dengan 8rb saja saya sudah dapat kenyamanan bus seperti patas.
ternyata bis yang saya naiki nggak langsung berangkat tapi muter dulu.ternyata masih ada bus lain yg gilirannya berangkat.yasudahlah tak apa menunggu 15 menit, batin saya. Toh saya juga sudah dapat tempat duduk yang nyaman di bangku berdua paling belakang sebelum pintu keluar.

bis mulai beranjak meninggalkan terminal sekitar pukul 16.15. nah waktu sampai di bawah jembatan arjosari, ada seorang bapak tua dengan pakaian lusuh dan tas kain hendak naik. awalnya orang itu duduk di bangku yang isi tiga orang, namun karena mungkin dia pikir bangkunya basah dia pindah duduk dan duduk di samping saya. 

IBA. itulah kesan saya pertama kali melihat bapak ini. entah kenapa. saya lalu tanyakan bapak ini darimana. ternyata beliau jawab baru ngamen. oh pantas bau bapak ini adalah bau matahari. bukan bau lebus atau bau gembel lo. saya tahu bau ini. bau jika orang yang bhkan mandi pagi sore pun akan rasakan kalau dia lama berjalan di bawah terik matahari. saya tiba-tiba menjadi sangat tertarik dengan bapak ini dan mencoba memancingnya bercerita. bodohnya saya lupa menanyakan siapa nama beliau. oke kita sebut saja Pak X ya..

Pak X ini ternyata asalnya dari Mojosari. istrinya sudah tiga tahun meninggal karena penyakit jantung. dulunya dia adalah seniman ludruk yang harta bendanya habis digunakan berobat istrinya. anaknya ada empat dan cucunya ada tujuh. salah satunya berkuliah di Surabaya bernama randi. sayang Pak X tak tahu dimana cucunya kuliah.

Pak X tinggal bersama ibunya yang sudah sepuh. ia merawat ibu kandungnya karena ia kasihan saudara-saudara nya kurang memperhatikan ibunya itu. rumah Pak X sendiri ditempati oleh anaknya. Pak X menghidupi ibunya dengan mengemis di daerah sekitar Tumpang, Bululawang hingga Gadang. kadang kala ia juga ke Kandangan, Pare. yang penting ia mendapat rezeki halal untuk dapat menafkahi ibunya. Wow saya tak bisa bayangkan apa rasanya jalan kaki dari Bululawang sampai ke Gadang. Bahkan lanjut sampai terminal Arjosari setiap hari. Dalam tas kainnya ia menaruh baju dan sarung bersih yang ia gunakan untuk shalat Dhuha di masjid yang ia singgahi dalam perjalanannya. Ia sengaja mengemis jauh karena malu kalau sampai ketahuan teman-temannya atau tetangganya. Dia ingin menjaga agar keluarganya juga tidak dipermalukan. Sebenarnya banyak saudaranya yang mengajaknya ikut bersama mereka, ada yang jadi artis di jakarta (namanya Aan artis dari Mojokerto) ada pula Haji Hanafi pegawai kecamatan Ngoro. tapi dia tak ingin merepotkan mereka. Selain itu ia juga ingin tetap menjaga ibunya. Setiap hari ia menumpang bis menuju Malang dan setiap hari pula ia akan pulang ke rumahnya. Langkah nya masih gesit, berbanding terbalik dengan usianya yang sudah kepala 6.

Hari itu aku mendapat sebuah pelajaran penting.apalagi saat kulihat dia menghitung recehan yg diperolehnya untuk membayar bis. sungguh aku tidak tega. selama ini kita menilai pengemis itu orang yg tak mau usaha dan merendahkan mereka. tapi kita tidak pernah tahu kan kenapa mereka sampai melakukannya. Ketika mereka mengetuk rumah kita mungkin kita melihatnya sebagai orang tak berguna. tapi aku yakin, bagi ibunya, Pak X ini adalah anak yang berbakti. bahkan di usianya yang senja pun ia masih terus mengabdikan dirinya sebagai anak yang berbakti pada orang tuanya.


 hwa hari ini tgl 12 februari . waktunya tanda tangan KRS ke drg kartika andari wulan, Sp.Pros alias dokter chika, my PA. nah ya udah dong jam 11 lebih dikit aku naik ke lantai 2, karena disitu lagi ngumpul dosen-dosen yang lagi try out fasilitator buat blok mendatang.

nggak ngeliat wujud beliau, aku langsung nanya sama drg dyah , "dok, dokter chika mana yah??" dokter dyah langsung njawab "tuh ada di dalem". oke deh  aku langsung mengedarkan pandangan ke dalam dan berusaha cari dokter chika sekaligus make a sign that dok, ini anak PA mu dateng. Lhah tapi kok aku nggak ngelihat sosok tinggi, langsing (2 bentukan fisik ini sayangnya nggak nurun ke anak PA nya ) berambut panjang. aku mulai nyipit-nyipitin mata berharap menemukan keberadaan beliau .. dan suddenly ..

(drg chika merah , lia ijo

"heh lia "
*toleh-toleh mencari asal suara. mata berkeliling. lhah kok"
"melongo" *time stopped for some minutes*
HWAAAAHHHH DOKTER CHIKA .....


oke saya sangat shock. di hadapan saya berdiri seorang sosok wanita dengan jilbab ungu. hwaa dokter chika pakai jilbab.. amazing aja. no no no.. nggak ada yang salah. i mean she looks beautiful and mature with the hijab. cuma nggak nyangka aja. dosen saya ini modis banget lo sampek saya aja mikir wah ni kalah telak nih mahasiswanya. ahahah.. dan sekarang beliau sudah berjilbab. alhamdulillah ..






Minggu pagi ini ( 07/02/2010) saya sama temen saya si ren2 yang berlagak jadi penguasa kos (mengingat penghuni lain pada pulang) niat mau capcus dari kos pagi-pagi. rutenya naruh laundryan - naruh fotokopian - cari makan - cari kado buat bapak ma ponakannya ren2. jadi habis siap-siap kita langsung cabut. naruh laundryan di bee laundry terus naruh fotokopian di deket UIN. murah lo 90 rupiah perlembar dan hasilnya bagus. nggak buram. njilid langsungnya juga murah. cuma 2500.

setelah itu kita puter lewat SARDO. maksud hati eh siapa tahu DIGITAL PRINTING samping gate masuk sigura-gura residence sudah buka.si ren2 mau pesen mug atau kaus gt buat kado ponakannya. nah karena tutup dan aku dewe laper akhirnya diputuskan capcus ke PASAR MINGGU. pasar minggu ini bukanya cuma hari MInggu. Istilah orang pemkot Malang Pasar Wisata Tugu. Tempatnya di stadion Gajayana sampai ke perpus kota Jalan Ijen.Aku excited dong secara aku jarang melewatkan hari minggu pagi di Malang. Apalagi niatnya juga mau beli meteran baju biar kalau mau beli barang di online shop gampang. Habis katanya Pipit di ym tadi pagi di pasar Minggu banyak yang jual.hehehe...

Pertamanya kita cuma seeing around aja. Lihat2 jual apa aja disitu. sambil nyariin kacamata dochi yang dipengenin sama syinta, adekku.murah loo kacamatanya lumayan bgs cuma 10-15rb.barang itu kan bergantung siapa yg make.asal pantes aja, nggak bakal keliatan murahan.tapi kalau udah nggak pantes mau dibeliin yang bermerk dan mahal juga nggak bagus diliatnya.tul nggak??




Nah berhubung si adek nggak kunjung membalas sms, akhirnya kita lanjut jalan-jalan mulu sampai ke deket stadion gajayana. ren2 niat mau beli kalender di pak tua. kasihan bgt bapaknya dia dagang cuma korek api kotakan sama kalender gt. itung2 amal deh. care to share kan. beramal itu nggak harus ngasih ke pengemis, membeli barang di pedagang yang tampak bener-bener membutuhkan tanpa harus menawar harga itu salah satu bentuk juga kan? karena dgn gt kita masih menghargai usaha mereka buat cari nafkah.

setelah itu kita makan bubur ayam medan. ni buryam enak deh.saingannya cuma yang di seberang PH semeru sama yang buka malem2 di daerah blimbing.




nah hbs dari maem bubur dalam upaya mencari meteran baju, eh mendadak ren2 menyadari.. heii ada ibu meutia hatta.. itu lo menteri pemberdayaan perempuan .. langsung deh aku minta foto *hakakkaka sapa tau ketularan jd menteri. Amiiinnnn*


sumpah ni foto sangat tidak estetik. mukaku kumus2. sek keringetan hbs makan eh tapi yo opo meneh. bu menteri jiehhhh.. hahahha..

habis dari pasar minggu aku ma ren2 langsung menuju matos.sayangnya toko yg dituju nggak buka.dan akhirnya kok malah aku yang belanja??matekk!!!alamat gara2 beli baju 2 potong, softlense sak cairannya, makan pempek kesukaan aku bakal gak makan seminggu ini.. gakpapa ben ayuu wess..